.
...
Catatan Mahmud Marhaba: Penantian Panjang Cak Munir di Puncak PWI.
Sabtu, 30 Agustus 2025 | 21:19:00 WIB
OPINI
7892 Kali
Penerbit : Redaksi 1
Laporan : Redaksi

suaraharianpublik.id [JAKARTA] - Perjalanan Akhmad Munir menuju puncak kepemimpinan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bukanlah cerita singkat. Jalan yang ia tempuh panjang, penuh lika-liku, hingga akhirnya namanya dipatri sebagai Ketua Umum PWI Pusat periode 2025–2030.

Bagi kalangan wartawan, pria yang akrab disapa Cak Munir ini bukan sosok asing. Kiprahnya sudah teruji sejak memimpin PWI Jawa Timur. Di bawah komandonya, organisasi wartawan tertua di Indonesia itu berkembang pesat. Bahkan, beberapa wartawan di Jawa Timur berkesempatan menempuh pendidikan S2 berkat program beasiswa yang diinisiasinya.

Saya pribadi tidak terlalu dekat dengannya. Beberapa kali kami hanya bisa bersapa lewat chat whatsapp saja. Sejak Konferensi PWI di Solo pada 2018, nama Cak Munir mulai masuk bursa calon Ketua Umum. Saat itu, saya hadir sebagai peserta penuh dari PWI Gorontalo. Namun, peruntungan belum berpihak kepadanya. Persaingan sengit terjadi antara Atal S. Depari dan Hendri Ch. Bangun, dengan Atal akhirnya unggul tipis hanya dua suara.

Lima tahun berselang, pada Kongres 2023 di Bandung, Cak Munir kembali maju. Namun, kali ini kemenangan berpihak pada Hendri Ch. Bangun yang menumbangkan petahana Atal S. Depari.

Sayangnya, masa kepemimpinan Hendri tak berjalan mulus. PWI terbelah menjadi dua kubu. Dualisme itu membawa dampak sangat serius. Kantor PWI di Gedung Dewan Pers tak bisa digunakan, organisasi tak diizinkan mengutus anggota ke Dewan Pers, bahkan penyelenggaraan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) pun terhenti. Perpecahan merembet ke daerah-daerah, meninggalkan luka bagi dunia jurnalistik tanah air.

Kesadaran untuk menyelamatkan marwah organisasi akhirnya muncul. Semua pihak sepakat menggelar Kongres Persatuan untuk mengakhiri konflik. Di Cikarang, Jawa Barat, 30 Agustus 2025, momen penentuan itu tiba. Akhmad Munir dan Hendri Ch. Bangun kembali bersaing. Di luar dugaan, Munir menang telak, meski secara dukungan awal Hendri dinilai lebih unggul karena mayoritas pengurus daerah dimilikinya.

Sejarah mencatat, tak perlu dua periode bagi Cak Munir untuk sampai di puncak. Ia kini resmi menakhodai PWI Pusat lima tahun ke depan, ditemani Atal S. Depari yang dipercaya sebagai Ketua Dewan Kehormatan PWI.

Sebagai sesama pegiat kompetensi wartawan, saya, atas nama pengurus dan anggota Pro Jurnalismedia Siber (PJS), menyampaikan selamat kepada Cak Munir. Harapan kami, sinergi bisa terjalin erat demi melahirkan wartawan Indonesia yang kian kompeten dan profesional.

Bagikan :
Berita Terkait
Refleksi Akhir Tahun 2024, Oleh: Mahmud Marhaba (Ketum DPP PJS)

Refleksi Akhir Tahun 2024, Oleh: Mahmud Marhaba (Ketum DPP PJS)

Senin, 30 Desember 2024 | 13:17:00 149 views

PJS Menuju Masa Depan Cemerlang

Firdaus Hasbullah : Pemimpin Visioner yang Mengguncang Kabupaten PALI Menuju Kemajuan !

Firdaus Hasbullah : Pemimpin Visioner yang Mengguncang Kabupaten PALI Menuju Kemajuan !

Minggu, 29 Desember 2024 | 18:45:00 152 views

Firdaus Hasbullah : Pemimpin Visioner yang Mengguncang Kabupaten PALI Menuju Kemajuan !

Bahaya Gas Amonia PT Pusri Picu Iritasi Pernapasan Hingga Kerusakan Paru-paru

Bahaya Gas Amonia PT Pusri Picu Iritasi Pernapasan Hingga Kerusakan Paru-paru

Jumat, 27 Desember 2024 | 03:16:00 254 views

Bahaya Gas Amonia PT Pusri Picu Iritasi Pernapasan Hingga Kerusakan Paru-paru

Akhir Tahun 2024, H. Nopianto : Memimpin Dengan Hati, Penggerak Aspirasi Masyarakat Sumsel

Akhir Tahun 2024, H. Nopianto : Memimpin Dengan Hati, Penggerak Aspirasi Masyarakat Sumsel

Jumat, 27 Desember 2024 | 04:02:00 185 views

Akhir Tahun 2024, H. Nopianto : Memimpin Dengan Hati, Penggerak Aspirasi Masyarakat Sumsel

Pilkada Indramayu Makin Panas, Kata Syaefudin, Calon Wakil Bupati Indramayu

Pilkada Indramayu Makin Panas, Kata Syaefudin, Calon Wakil Bupati Indramayu

Minggu, 03 November 2024 | 12:56:00 172 views

Dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kota Indramayu saat ini, diduga telah menimbulkan gelombang konflik antar pendukung, di antara penyebabnya adalah maraknya pemberitaan dan postingan di sosial media (Sosmed) yang bersifat provokatif